Infografis
Memetakan Kemungkinan Penyebaran Virus MERS di Indonesia
Jakarta - Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
terus menjadi perbincangan hangat di dunia kesehatan Indonesia. Sejauh
ini, ada dua suspect yang meninggal dunia. Sebetulnya, bagaimana
penyebarannya?
Hingga hari, ada beberapa orang asal Indonesia yang pulang umroh dan diduga terkena virus tersebut. Sampel dari cairan di tenggorokan mereka sedang diteliti, namun hasilnya belum keluar.
Tiga wilayah yang menjadi tempat tinggal mereka adalah Bali, Pekanbaru dan Medan. Di Bali, ada seorang pria yang meninggal dunia sepulang umroh. Dia memiliki gejala sesak napas dan batuk, namun juga punya riwayat penyakit paru.
Lalu di Pekanbaru, saat ini ada tiga orang yang pulang umroh dirawat di rumah sakit. Identitas mereka dirahasiakan, namun memiliki gejala yang mirip dengan pengidap MERS. Sementara di Medan, ada satu orang meninggal dunia, dua lainnya masih dirawat sepulang umroh.
Anggota tim kajian MERS dari IDI, dr Erlang Samoedro mengatakan, virus MERS 49 persen diidap oleh laki-laki dengan usia di atas 40 tahun. Virus ini menyebabkan infeksi dan menyebabkan kematian, serta bisa menular dalam perjalanan antar-negara.
"Sebenarnya sudah ada sejak 2011 namun pada April terjadi lonjakan besar. Penyebab terjadinya peningkatan pada bulan April ini belum diketahui," terang Erlang saat jumpa pers di markas IDI, Kamis (8/5/2014).Next
Hingga hari, ada beberapa orang asal Indonesia yang pulang umroh dan diduga terkena virus tersebut. Sampel dari cairan di tenggorokan mereka sedang diteliti, namun hasilnya belum keluar.
Tiga wilayah yang menjadi tempat tinggal mereka adalah Bali, Pekanbaru dan Medan. Di Bali, ada seorang pria yang meninggal dunia sepulang umroh. Dia memiliki gejala sesak napas dan batuk, namun juga punya riwayat penyakit paru.
Lalu di Pekanbaru, saat ini ada tiga orang yang pulang umroh dirawat di rumah sakit. Identitas mereka dirahasiakan, namun memiliki gejala yang mirip dengan pengidap MERS. Sementara di Medan, ada satu orang meninggal dunia, dua lainnya masih dirawat sepulang umroh.
Anggota tim kajian MERS dari IDI, dr Erlang Samoedro mengatakan, virus MERS 49 persen diidap oleh laki-laki dengan usia di atas 40 tahun. Virus ini menyebabkan infeksi dan menyebabkan kematian, serta bisa menular dalam perjalanan antar-negara.
"Sebenarnya sudah ada sejak 2011 namun pada April terjadi lonjakan besar. Penyebab terjadinya peningkatan pada bulan April ini belum diketahui," terang Erlang saat jumpa pers di markas IDI, Kamis (8/5/2014).Next